Pengelana kapiran,
ayo kita takbiran!
paksa Ia jawab
ini sunyi tanpa akhiran!
Bandung, 2016
Senin, 12 September 2016
Jumat, 09 September 2016
Merah Mawar
Apa maumu, hai bunga mawar?
Merahmu menggelora bara jiwa
sementara dedurian menatap nanar.
Pada jeda mahkotamu
kujumpai hati punya banyak sisi.
Di puncak hatiku asmara mekar
di sanalah luka menancap mengakar
di lembah aku melangkah tertatih
kehendak ingin menggapai tangkai
parasmu bagi haus penawar
sukmamu pelipur hati yang letih.
Tak kunjung kujumpa jalan
pun setapak menuju hatimu
menuju jurang tak berdasar.
Menggapai wangimu
langkahku nyasar
mencapai merahmu
pandangku berdarah.
Di dasar jurang hatiku
kaugoreskan nestapa
serupa darah, sewarna mawar.
Apa maumu, wahai sekuntum mawar?
Bandung, 2016
Reinterpretasi dari Puisi Johann Wolfgang van Goethe yang berjudul Heidenröslein dan lirik lagu Rammstein dengan judul Rosenrot.
Merahmu menggelora bara jiwa
sementara dedurian menatap nanar.
Pada jeda mahkotamu
kujumpai hati punya banyak sisi.
Di puncak hatiku asmara mekar
di sanalah luka menancap mengakar
di lembah aku melangkah tertatih
kehendak ingin menggapai tangkai
parasmu bagi haus penawar
sukmamu pelipur hati yang letih.
Tak kunjung kujumpa jalan
pun setapak menuju hatimu
menuju jurang tak berdasar.
Menggapai wangimu
langkahku nyasar
mencapai merahmu
pandangku berdarah.
Di dasar jurang hatiku
kaugoreskan nestapa
serupa darah, sewarna mawar.
Apa maumu, wahai sekuntum mawar?
Bandung, 2016
Reinterpretasi dari Puisi Johann Wolfgang van Goethe yang berjudul Heidenröslein dan lirik lagu Rammstein dengan judul Rosenrot.
Langganan:
Komentar (Atom)