Ini sajak kutulis
buat hidup kian terasing
terhimpit detik kian menipis
Pun di tengah kalam sang alam
kurasai pula debar
desir pasir pantai selatan
hingga sampai ia terdengar
sampai jauh:
hingga ujung bayang Semeru
hanya saja tak kujumpa
makna lenyap terkubur
ditimbun bising dan kabar yang kabur
Aku mengharu, aku membiru.
Kunanti hingga sampai derai, terdengar
di menung kelabu Petung Sewu
di beranda kalbu penanda jiwa
oh Jiwa! Bilakah dirimu lelah
disiksa fakta ditinda fatwa
sedang tak juga terdengar
Ia, sang sebenar-benarnya benar
Aku meragu, aku mengilu.
Ini sajak kutulis
buat hidup kian mengasing
tak juga kukenal hingga habis tangis.
Malang, 25-26 Juni 2016
buat hidup kian terasing
terhimpit detik kian menipis
Pun di tengah kalam sang alam
kurasai pula debar
desir pasir pantai selatan
hingga sampai ia terdengar
sampai jauh:
hingga ujung bayang Semeru
hanya saja tak kujumpa
makna lenyap terkubur
ditimbun bising dan kabar yang kabur
Aku mengharu, aku membiru.
Kunanti hingga sampai derai, terdengar
di menung kelabu Petung Sewu
di beranda kalbu penanda jiwa
oh Jiwa! Bilakah dirimu lelah
disiksa fakta ditinda fatwa
sedang tak juga terdengar
Ia, sang sebenar-benarnya benar
Aku meragu, aku mengilu.
Ini sajak kutulis
buat hidup kian mengasing
tak juga kukenal hingga habis tangis.
Malang, 25-26 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar