Selasa, 05 Mei 2015

Karna

kau takkan pernah melupakan
Matahari, ia menghunjamkan
sengatan
di tengkukmu.
kau takkan bisa menafikkan
ayahmu yang terengah
seperti kuda, kereta,
dan lelah yang ia hela.

dan walau kau tukang hela, pada akhirnya
seperti ayahmu, kau tak punya banyak pilihan
cacian
makian
tangisan
umpatan
buangan
pinggiran
bisikan
setan
suratan
tuhan
yang demikian
kau takkan bisa memaafkan.

dan kau blingsatan
di tengah medan palagan

tapi itu bukan
pertama kalinya kau teriakkan:
"jancok jaran,
sak dokar-dokare!"
hidupmu keras tak terperikan.

dan dendammu
akan menemukan kusirnya, busurnya
yang mengantarkannya kepada ujung maut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar